Minggu, 08 Januari 2012

MIKROTEK

1. Jelaskan pengertian mikroteknik & contoh penerapan mikroteknik dalam bidang biologi?
Pengertian mikroteknik yakni teknik pembuatan sediaan atau preparat secara  mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Ruang lingkup yang mencakup materi mikroteknik dapat diperoleh dari sejumlah definisi dan peristilahan yang bisa dipakai, hanya saja sebaiknya kita mencamkan dalam pikiran kita bahwa suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian atau seluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain dilekapkan dengan kaca preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong kaca yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandang yang direkatkan diatas spesimen tersebut. (Sumber: http://zaifbio.wordpress.com/category/mikroteknik/).
Penerapan mikroteknik dalam bidang biologi, contohnya:
·         Metoda Sediaan Utuh
Yakni dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumbuhan) secara utuh, spesimen kultur, organ maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa, potongan syaraf, pembuluh darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar kita mendapat kesan bentuk asli dengan mempertahankan format-format tiga dimensi. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketebalan serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2 mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbesaran tidak lebih dari 60 kali. Sediaan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan mencapai tingkat perbesaran 100 kali.
·         Metoda Sediaan Irisan
Yakni dengan cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin ataupun teknik baku bagi penyiapan spesimen histologi maupun histopatologi. Tebal tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen. Tebal sayatan yang umum berkisar 6 – 15 mikron ( 1 mikron = 0,001 mm ). 
·         Metoda Sediaan Uraian
Pengertian menguraikan adalah melakukan pemisahan-pemisahan komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan menggunakan jarum pengurai. Dengan demikian uraian disini diartikan sebagai pembedahan dalam skala kecil, tingkatannya berbeda antara pembelahan biasa dan pembelahan pengurai. Uraian ini dilakukan  pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi tetapi belum memperoleh proses pewarnaan, maupun pada jenis sediaan yang telah difiksasi dan mengalami pewarnaan. Sebelum uraian biasanya dilakukan berbagai tindakan pendahuluan, misalnya dengan pelunakan tisu keseluruhan ataupun sebagian saja dengan jalan perendaman dalam air atau jenis larutan tertentu. Perlakuan pendahuluan yang umum dilakukan adalah adalah maserasi.
·         Metoda Sediaan Ulas
Beberapa jenis tisu dapat disapukan rata pada kaca preparat untuk kemudian diamati baik setelah terlebih dahulu diberi maupun tanpa perwarnaan. Contoh terbaik pada metoda ulas ini adalah darah. Secara umum, jenis cairan yang berisikan sel-sel ataupun komponen-komponen tertentu. Melalui metoda sediaan ulas ini akan dapat ditelaah dengan bantuan mikroskop. Secara umum jenis tisu yang biasa ditelaah melalui metoda ulas ini adalah ; darah, limfa, cairan sumsum tulang belakang, semen jantan, sediaan air seni serta beberapa lainya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan penglasan atau penyebarannya pada kaca preparat. Untuk jenis larutan yang menganung suspensi yang tinggi densitannya umumnya dicairkan dengan air ataupun serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10.


·         Metoda Sediaan Rentang
Pada metoda ini preparat sebelum difiksasi, diperlukan sedemikian rupa sehingga disamping lebih jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntangkan pada saat difiksasi adalah otot, syaraf dan jenis jaringan tipis (selaput pembungkus jantung, hati, saluran pencernaan, dll).
·         Metoda Sediaan Gosok
Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan. Untuk mengatasi hal diatas tadi, maka umum dibuat jenis sediaan dengan metoda gosok. Tulang, misalnya tulang paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga berukuran beberapa mili hingga 1 -2 cm. potongan atau serpihan tersebut kemudian digosok pada batu gosok atau jenis lainnya hingga cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop, setelah terlebih dahulu diberi zat warna.
·         Metoda Sediaan Supravital
Selain jenis-jenis metoda yang memanfaatkan materi yang mengalami pematian dan fiksasi, kita dapat pula belajar banyak dari jaringan-jaringan selagi dalam keadaan hidup, baik yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan serta fungsinya. Sebagai contoh, kita dapat mengamati sirkulasi darah dalam membran yang tipis pada sayap kekelawar, pada mesenteri kodok, telinga mencit, tikus dan kelinci langsung dibawah mikroskop.
Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup, umumnya digunakan zat warna vital seperti yanus green ataupun neutral red, karena sel-sel darah mempunyai kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai. Dengan zat-zat warna vital ini kita dapat mempelajari sel-sel secara baik, karena granula dan granulosit, demikian pula nucleus akan terwarnai dengan baik. Karena sitoplasmanya sendiri biasanya tidak akan mewarnai dengan jelas, maka hal ini memungkinkan kita untuk mempelajari perkembangan vakuola dalam sitoplasma misalnya.
Selain itu masih pula terdapat metoda lain seperti :
  • Sediaan rentang
  • Sediaan gosok
  • Sediaan supravital
2. Jelaskan proses cara kerja pembuatan preparat sederhana di laboratorium?
Cara Membuat Preparat Sederhana
Untuk membuat preparat sederhana, kamu perlu menyiapkan alat bantu berupa silet, kaca objek, kaca penutup, dan bahan pewarna. Bahan pewarna digunakan untuk memudahkan dalam pengamatan, misalnya lugol, biru metilen (methylene blue), atau eosin. Caranya adalah sebagai berikut:
1.    Gunakan gabus atau batang umbi kayu sebagai alat bantu untuk mempermudah menyayat bagian tumbuhan (akar/daun/batang) kemudian sayat/dibelah ditengahnya (Perhatikan Gambar 11.10a).
2.    Selipkan daun pada belahan gabus, kemudian sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang daun (Perhatikan Gambar 11.10b).
3.    Selipkan akar/batang pada belahan gabus, kemudian sayatlah dengan silet setipis mungkin, untuk mendapatkan penampang melintang akar/batang (Perhatikan Gambar 11.10c).
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/1e/Mikroskop_Dan_Kes_Ker_14.JPG
Setelah mendapatkan sayatan setipis mungkin, langkah berikutnya adalah sebagai berikut.
1.    Letakkan jaringan/objek yang akan diamati pada kaca preparat yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan kaca penutup. (Gambar 11.11a)
2.    Tambahkan setetes pewarna (yodium/metilen biru/merkurokrom agar objek pengamatan lebih jelas. (Gambar 11.11b)
3.    Jika cairan melimpah, seraplah dengan menggunakan kertas lensa/tisu, tetapi jangan terlalu banyak cairan yang dikeluarkan. (Gambar 11.11c)
4.    Amati di mikroskop mulai dengan perbesaran lemah. (Gambar 11.11d)
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/2/2c/Mikroskop_Dan_Kes_Ker_15.JPG

3. Jelaskan prosedur kerja pembuatan preparat semi permanen?
Preparat dibedakan menjadi 2, yaitu preparat permanen dan preparat semi permanen atau sementara. Dalam pembuatan preparat permanen ada beberapa cara atau metode. Mulai dari cara memperoleh sampel, persiapan dan pengolahan sampel sampai cara penilaian hasilnya. Adapun cara yang di gunakan dalam pembuatan preparat permanen adalah dengan menggunakan perlakuan dehidrasi. Perlakuan dehidrasi yang di lakukan dalam pembuatan preparat permanen, melalui proses yang cukup panjang karena dalam perlakuan dehidrasi tersebut di lakukan dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda. Preparat permanen (melalui proses dehidrasi) sangat cocok untuk koleksi karena tahan lama untuk disimpan. selain itu juga dapat memberikan suatu penjelasanyang ringkas dengan ilustrasi yang baik tentang fakta-fakta dasar dan interpretasi hasil dari anatomi mikroskopik (bentuk dan morfologi). Selain itu juga untuk mengetahui daya tahan serta kualitas sediaan. (Junquiera,Corneiro,Kelley, 1998).Sedangkan pembuatan preparat semi permanen atau sementara yang dibuat tanpa proses dehidrasi tidak tahan lama karena setelah disimpan beberapa minggu spesimennya menjadi tidak jelas dan mengalami kerusakan.
Adapun caranya:
·         Mitosis
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu interfase, profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terbagi menjadi :                
·         Interfase
            Dalam proses pembelahan sel tahap interfase menempati siklus yang jauh lebih lama dibandingkan tahap yang lainnya, bahkan sering kali meliputi 90% dari siklus ini. Selama interfase inilah sel tumbuh dan menyalin kromosom dalam persiapan untuk pembelahan sel. Interfase dapat dibagi menjadi subfase : fase G1 (“gap pertama”), fase S dan fase G (“gap kedua”). Selama ketiga subfase ini, sel tumbuh dan menghasilkan protein dan organel dalam sitoplasma. Kromosom diduplikasi hanya selama fase S (S singkatan untuk sintesis DNA). Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1) terus tumbuh begitu sel tersebut sudah menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk pembelahan sel (G2) dan membelah (M).
·         Profase
            Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer.
·         Prometafase
            Selama prometafase selubung nucleus terfragmentasi. Mikrotubula pada gelondong sekarang dapat memasuki nucleus dan berinteraksi dengan kromosom, yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubula memanjang dari setiap kutub kearah pertengahan sel. Masing-masing dari kedua kromatid yang berasal dari satu kromosom sekarang memiliki struktur khusus yang disebut kinetokor yang terletak di aderah sentomer. Sebagian mikrotubula melekat di kinetokor, interaksi ini menyebabkan kromosom mulai melakukan gerakan yang tersentak-sentak.
·         Metafase
            Pada metafase, masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate).
·         Anafase
            Tahap anaphase ini dimulai ketika pasangan sentromer dari setiap kromosom berpisah, yang akhirnya melepaskan kromatid bersaudara. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai kromosom lengkap. Kromatid bersaudara yang tadinya menyatu mulai berpisah kearah kutub sel yang berlawanan, begitu mikrotubuloa kinetokornya memendek. Karena mikrotubula kinetokor melekat pada sentromer, oleh karena itu sentromer tertarik terlebih dahulu. Pada saat yang sama, kutub sel berpindah lebih jauh karena mikrotubula nonkinetokor memanjang. Pada akhir anaphase ini kedua kutub sel memiliki koleksi kromosom yang ekuivalen dan lengkap.
·         Telofase
            Pada telofase, mikrotubula nonkinetokor lebih memperpanjang sel lagi. Dan nuleus anak terbentuk pada kedua kutub sel. Selubung nucleus terbentuk kembali dari fragmen-fragmen selubung nucleus sel induk dan bagian-bagian lain system endomembran. Berbeda dengan profase dan prometafase, benang kromatin setiap kromosom menjadi kurang tergulung rapat. Mitosis yaitu pembelahan satu nucleus menjadi dua nucleus yang identik secara genetic. Sekarang telah selesai.
·         Perbedaan mitosis pada hewan dan tumbuhan
Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah. Sitokinesis berbeda antar sel tanaman dan sel hewan. Pada sel hewan sitokinesis berlangsung melalui proses pembentukan “cleavage furrow”, yang dimulai dari penonjolan landai pada permukaan sel. Pada sel tumbuhan sitokinesis berlangsung melalui pembentukan “lempeng sel”. (Sumber: http://green-airil.blogspot.com/2010/10/preparat-semi-permanen.html)
4. Jelaskan proses cara kerja pembuatan preparat permanen?
Preparat permanen, yang dapat diperoleh dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel tidak bergerak, mematikan sel, dan mengawetkannya.
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a.    Pengambilan sampel di lapangan
Tahapan ini dimaksudkan adalah untuk menentukan sampel apa yang akan kita jadikan slide preparat, misalnya organ akar, batang, ataupun daun.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMGNEPQTyMSzA9qU3QTRRjpLFdeP3ulBp5UTzEPbyRwd22abo15kV6FvnRLHJBW_EvEyoJXXNSsE7guy1ElbaBwidYLwYVqjEYQeg1LE9WJcZm5eYPCwxDmolIIfqDjYBdoBp98jfe-xs/s640/pengambilan%20sampel.jpg
b.      Fiksasi
Fiksasi dilakukan pada larutan FAA (formalin, alcohol, asam aceta glacial) selama lebih kurang 24 jam. Tujuan fiksasi adalah mematikan (penghentian proses-proses hidup secara tiba-tiba dan kekal (permanen) serta mengawetkansemua isi sel dalam ukuran serta posisi semula dalam sel atau hamper sama dengan pada waktu masih hidup . Akan tetapi bila ditangani secara kasar, bahan akan rusak sebelum dimasukkan ke dalam larutan pengawet.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXLJ6Qf_Legb4Dw76Phc_hrCVxe1fz1bonafuSG9HQHeT9TsZzKz877-H0hwUr-gTUgrqPrNVR_eXLKVxyDHXcqCpaM_BdYTsXHkUVwFuNqQhMcnn1R6R-pxbEcs-BNNc-qwqXxmDPZ7A/s640/fiksasi.jpg
c.       Aspirasi
Setelah bahan dimasukkan ke dalam larutan fiksasi, udara dalam jaringan tumbuhan dikeluarkan agar penetrasi dari larutan tersebut tidak terhalang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOd7k0HAsxIZbvb5D54K7e-5UPdd-BXJ1hn0NjO_XVjsXuSJdSnIoQM_gH5hegLY-JRouOatcCmnjLq-PhUE08qTRP05AG811HMKPljyhyphenhyphenMvTADntg7_81fElawFg3eD1lR_CtoYFtJ3Q/s640/16042009105.jpg
d.      Dehidrasi
Tahap ini bertujuan menarik air dari jaringan tumbuhan agar kemudian dapat dikenakan larutan yang dapat bercampur atau larut dalam parafin yang digunakan sebagai alat dimana bahan akan ditanam. Dehidrasi seringkali dilakukan dengan seri alcohol-xylol atau lakohol TBA. 
e.       Clearing
Adalah tahapan setelah dehidrasi ini disebut juga pembeningan atau penjernihan, karena dengan proses tersebut menyebabkan bahan menjadi bening atau jernih.
f.       Infiltrasi
Disebut infiltrasi, karena pada tahap ini paraffin lunak sedikit-demi sedikit mulai dimasukan ke dalam jaringan tumbuhan dengan belum beberapa tahapan masih bercampur dengan xilol.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEh0oVrUZROKcQGXPRxxvvBF3dqh9JWQMibaos-u7spgzrSB2qWHXYZC7iPtIbLKjehZrdzZ40DOHKMHToBgJS7Tk51G49HwQR75IvAjDNcBGew7iHrwdSeXAWimHCqqi9r9Aap7U6pcQ/s640/infiltrasi%202.jpg
g.      Embedding (Penanaman)
Pada tahapan ini harus disediakan cetakan untuk memblok parafin yang akan ditanami oleh sampel preparat. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7SSHcwWodJpO1a5OlIdEJT9ZsIxYYTdUvwE8O_lmjamVXM79nl5hsDeIFl2v-Ec9VVwldzuC8P-TuRcC8Kp9wqUQg0yw-05VANR907Rs9BxpDNKJTJdm6Rs0lIjYbVFqI8bofoh_w620/s640/embedding.jpg
h.      Penyayatan Blok Parafin
Potonglah balok paraffin menjadi balok-balok kecil yang masing-masing mengandung sebuah bahan. Balok paraffin tersebut ditempelkan pada balok kayu menurut arah sayatan yang dikehendaki.
i.        Penempelan
Kaca objek yang hendak digunakan untuk menempelkan pita paraffin haruslah bersih kimiawi, sebab jika tidak demikian, sayatan-sayatan akan lepas. Bersihkan kaca objek dengan lap bersih dan kering. Sebagai bahan perekat digunakan larutan Haupt’s. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkMfWekpvcsteWjYZNDWo4CM4hfD-Ry_TJ5n928LweDBYQ7aBNbYIkYrzEE89g6b2m6NUF2NaJXQdAUWpqes3Z-hDkX09nPa_h3-tWx1SwYsuO2RU7OaqdpHE371Paw54RT_lix-DsMxg/s640/penempelan.jpg
j.        Pewarnaan
Untuk memudahkan pengertiannya, proses pewarnaan diungkapkan dalam suatu bagan yang memuat urutan terjadwal. Pewarnaan yang paling sederhana adalah pewarnaan progresif dimana intensitas warna dalam jaringan berbanding lurus dengan lama waktu perendaman dalam zat warna tersebut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitNf3ggCtXTNhI3iUfLB-ZEKvohGL_mZ6uzhq5gBFImyHLaJK0x2gR1CdSW2miTe_Qmyva6Hq9hR0UdIqn-AZwkn_cimEFhwgmz7HsDEhTbX63-KOcNejYmR2NMU5LOj-I5RB3IhHU698/s640/pewarnaan.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcMC_rGGedZKhTtoHBt6TJ2Dq5ND55gHpFjm8jFtwi4kjSIGPwf90VMta8VaM2JD_eTBK-48lIdFQ_4ucD1sq1l41JVm044fXcveJ_KB-X5PWjt6jOjh-gsKwhZqENdY0Tt9Sx4uQxLLo/s640/penutupan%20dengan%20cover.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV61igNHCjFNSFqEmXgbyLQMfyYfRG53GR_Qga-6Px__mf_2vlfFtxPWlVLNFDW6JKyoc8Nck5wlaVOVBLxo-cGZW3pH-e6OP_Rb69cZU1h8utbJ4fS2YdF_I5Q1lxlf1IBwe87Q4tXUk/s640/pengamatan%20hasil.jpg
5. Jelaskan peran atau fungsi mikrotom, jenis-jenis mikrotom dan cara kerja mikrotom yang anda ketahui lengkapi gambar bila perlu?
Mikrotom merupakan perangkat penting dalam persiapan mikroskop, memungkinkan untuk persiapan sampel untuk pengamatan di bawah cahaya yang ditransmisikan atau radiasi elektron. Mikrotom menggunakan pisau baja atau kaca  tergantung pada spesimen yang diiris dan ketebalan yang diinginkan dari bagian yang dipotong. Pisau baja digunakan untuk mempersiapkan bagian dari jaringan hewan atau tanaman untuk histologi mikroskop cahaya. Pisau kaca digunakan untuk mengiris bagian untuk mikroskop cahaya dan untuk mengiris bagian sangat tipis untuk mikroskopi elektron. Tingkat industri berlian pisau yang digunakan untuk mengiris bahan-bahan keras seperti tulang, gigi dan materi tanaman untuk kedua mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Gem kualitas berlian pisau yang digunakan untuk mengiris bagian tipis untuk mikroskopi electron. Microtomy adalah metode untuk persiapan bagian tipis untuk bahan seperti tulang, mineral dan gigi, dan alternatif untuk electropolishing dan penggilingan ion. Bagian mikrotom dapat dibuat cukup tipis untuk bagian rambut manusia di lebarnya, dengan ketebalan bagian antara 0,05 dan 100 mikron.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d2/Electrical_microtome.jpg/220px-Electrical_microtome.jpg
Secara umum, suatu mikrotom memilki bagian-bagian terpenting sebagai berikut: a) Skala pengatur ketebalan sayatan biasanya terdapat di bagian kanan atas badan mikrotom, skala ini dapat digeser ke kiri dan ke kanan sesuai dengan ketebalan sayatan yang diinginkan. b) Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan. c) Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan mikrotom dengan blok jaringan yang hendak disayat. d) Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.
Beberapa penggunaan mikrotom:
§  Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan ke dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja.
§  Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti Araldine(R), bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal 2 – 100 nm.
Jenis – jenis mikrotom
Secara garis besar mikrotom dibagi menjadi dua golongan:
a) Mikrotom Schantz , yaitu mikrotom dimana pada saat menyayat, blok jaringan yang hendak disayat tetap diam di tempatnya sementara pisau melewati blok parafin tersebut. Mikrotom ini tidak dapat menghasilkan pita sayatan, tetapi sayatan yang dihasilkan selalu terpisah satu sama lain.
 b) Mikrotom Spencer adalah mikrotom dimana pada saat menyayat dapat menghasilkan pita sayatan yang panjang sehingga sangat cocok untuk pembuatan preperat sayatan serial.
http://www.labscientificequipments.com/product/Microtomes/114.jpg
Mikrotom tangan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/c/c0/Mikrotom_tangan.jpg/220px-Mikrotom_tangan.jpg
Mikrotom tangan merupakan mikrotom dengan bentuk paling sederhana. Alat ini biasa digunakan dilaboratorium sekolah untuk membuat sayatan spesimen yang tipis sekali (kurang lebih 20), supaya dapat dilihat di bawah mikroskop. Misalnya sayatan daun, batang, akar, dan sebagainya. Alat ini terbuat dari logam berbentuk seperti klos benang yang berongga di tengah. Di dalam rongga terdapat sebuah ulir yang bagian atasnya rata dan bagian bawahnya melekat atau bersatu dengan dasar alat itu. Bila dasar alat itu diputar dari kiri atau ke kanan, maka bidang ulir bagian atas yang rata itu akan bergerak ke atas atau ke bawah dengan interval 20 tiap putaran. Rongga tersebut adalah tempat untuk meletakkan benda yang akan disayat tipis, biasanya dibalut lilinatau gabus.
Jenis mikrotom yang paling umum digunakan adalah:
a.    Mikrotom Putar baik untuk sayatan parafin dan teknik kriostat.
b.    Mikrotom geser, baik untuk sayatan nitroselulase atau palstik
c.    Mikrotom klinis beku, digunakan di laboratorium klinis untuk keperluan diagnosis yang bersifat segera.
d.   Mikrotom sayatan ultra tipis, digunakan untuk menghasilkan sayatan dengan ketebalan kurang dari 1 milimikron
e.    Mikrotom base sledge, digunakan untuk menyayat jaringan yang sangat besar seperti otak
f.     Mikrotom faust, menghasilakn ketipisan maksimal 254 milimikron
g.    Mikrotom Smith dan farguhur, digunakan untuk menyayat jaringan segar yang tidak difiksasi.
Jenis-Jenis Mata Pisau Mikrotom:
·         Wedge
·         Planoconvex
·         Biconcave
·         Tool Edge
Jenis-Jenis Pisau Mikrotom:
·         Stellite tipped
·         Cobalt tipped
·         Tungsten tipped
·         Diamond
·         Glass
·         Disposible
Cara Kerja mikrotom pemotongan (mounting) adalah proses pemotongan blok preparat dengan menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan pemotongan serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar jaringan dapat dipotong dengan baik dan tidak koyak sehingga didapatkan jaringan yang baik. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas. Tehnik pemotongan parafin yang mengandung preparat adalah sebagai berikut:
a.       Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan dikunci dengan kuat.
b.       Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya. Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.
c.       Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan antara 5-7 mikrometer.
d.      Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok preparat secara teratur dan ritmis. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan.
e.       Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya diatur 37-40C dan biarkan beberapa saat hingga poita parafin tersebut mengembang.
f.       Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pita parafin tersebut pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu kedalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita parafin. Dengan menggunakan sengkelit atau kuas pita parafin ditempelkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan keluar dari waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat.
g.      Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan temperatur 40-45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita parafin melekat erat di atas kaca objek.
h.      Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
Cara penggunaan mikrotom:
Beberapa penggunaan mikrotom : 1. Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan ke dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja. 2. Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti Araldine , bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal 2 – 100 nm.
6. Jelaskan prinsip kerja SEM, TEM, dan perbedaan keduanya dan lengkapi gambar bila perlu?
Structural Equation Modelling (SEM)
Structural Equation Modelling (SEM) merupakan salah satu analisis multivariate yang dapat menganalisis hubungan variabel secara kompleks. Analisis ini pada umumnya digunakan untuk penelitian-penelitian yang menggunakan banyak variabel. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen.
Model Persamaan Struktural merupakan jawaban yang layak untuk kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi berganda karena pada saat peneliti mengidentifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk, pada saat yang sama peneliti juga ingin mengukur pengaruh atau derajat antar faktor yang telah diidentifikasikan dimensi-dimensinya itu. Dengan demikian SEM merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Ferdinand (2000) bahwa SEM sangat tepat digunakan untuk merancang penelitian manajemen serta menjawab pertanyaan yang bersifat regresif dan dimensional dalam waktu yang bersamaan. Regresif artinya pengujian hubungan antar konstruk, sedang dimensional berarti pengujian dimensi-dimensi yang terdapat dalam konstruk. Demikian juga Solimun (2002) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi). SEM memberikan gambar dengan resolusi tinggi beserta informasi tambahan mengenai sifat asal foulant, seperti struktur sel, filamen dan lain-lain. Selain itu komponen perekat seperti biopolimer yang mengikat/merekatkan agregat  flok, juga dapat diamati secara jelas. Dengan demikian SEM sangat baik digunakan untuk menganalisa fouling terutama untuk memberikan gambaran mengenai morfologi permukaan membran yang tersumbat.
http://roilbilad.files.wordpress.com/2010/10/sem.jpg?w=300&h=262
Peralatan SEM
Cara kerja SEM
SEM juga dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena “self forming membrane” yang terbentuk dari lapisan foulant, menganalisa keberhasilan proses pencucian membran dan fenomena penuaan membran (kerusakan karena pemakaian terus-menerus). Namun demikian, diperlukannya perlakuan pendahuluan terhadap sample merupakan salah satu hambatan aplikasi SEM. Pengeringan sampel dan pelapisan menggunakan emas (gold coating) memungkinkan terjadinya perusakan struktur asal.  Pada teknik analisis SEM, programnya bisa menggunakan program AMOS atau program LISREL 8.30 yang bisa menampilkan diagram path yang berupa: 1) Model Lengkap (Basic Model), 2) Model Pengukuran (X-Model atau Y-Model), dan 3) Model Struktural (Structural Model). Di samping itu, koefisien dalam diagram path tersebut bisa berupa: 1) diagram hipotetik (Conseptual Diagram), 2) Hasil Estimasi berdasarkan data mentah (Estimates), 3) Koefisien Path (Standardize Solution), 4) T-ratio (T-values), 5) Modification Indices dan 6) Expected Changes. Sedang kalau program AMOS dapat menampilkan 1) Diagram Path Lengkap (Overall Model atau Basic Model) dengan  2) Koefisien berupa hasil estimasi berdasarkan data mentah (Unstandardize Estimate) dan 3) Koefisien Path (Standardize Estimate). Untuk membuat pemodelan yang lengkap ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu: 1) pengembangan model berbasis konsep dan teori, 2) pengembangan diagram alur (path diagram), 3) konversi diagram alur ke dalam persamaan struktural, 4) memilih matriks input dan estimasi model, 5) menilai masalah identifikasi, 6) evaluasi model, serta 7) interpretasi dan modifikasi model. (Sumber: http://roilbilad.wordpress.com/2010/10/21/visualisasi-fouling-scanning-electron-microscopy-sem/).
Mikroskop transmisi elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Menurut sejarahnya ditemukan oleh seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska [1] menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiahPenghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensamedan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu).
Tem Microscope
Tem Microscope
Cara kerja TEM
Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini.
Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan harus setipis mungkin" ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan. (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrotom)


7. Jelaskan fungsi dari mikropipet dan cara kerja mikropipet (lengkap dgn gbr mikropipet)?
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yg bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dlm mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yg tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dlm penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.  Istilah Mikropipet digunakan karena pipet tersebut digunakan untuk memipet cairan berukuran kurang lebih atau sama dengan 1000 ul (1 ml). Sedangkan pipet untuk ukuran lebih dari 1 ml dikenal dengan istilah Makropipet. Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya, yaitu P1000, P200, dan P20 (lihat gambar di bawah).
Micro_Pipette
Cara Penggunaan : 1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. 2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. 3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. 5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. 6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan. 7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip. 8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar. (Sumber: http://biotektanaman.wordpress.com/2009/06/20/mengenal-mikropipet/)
8. Jelaskan tentang pembuatan irisan menggunakan mikrotom pada:
a. Jar. Tumbuhan
b. Jar. Hewan
Pembuatan irisan menggunakan mikrotom pada:
a. Jar. Tumbuhan
            Dengan metode parafin dimana metode paraffin termasuk metode sayatan yang banyak digunakan, karena hampir semua jaringan dapat dipotong dengan metode ini. Pengamatan secara mikroskopis dari suatu jaringan dalam berbagai kondisi dan berbagai elemen jaringan dapat diamati atau diteliti melalui preparat permanen yang dibuat dengan metode paraffin. Pembuaatan preparat jaringan tumbuhan yang dilakukan dengan metode parafin melalui beberapa tahapan, yaitu:
A.    Pembiusan (Narcose)
Pembiusan merupakan proses yang bertujuan khusus untuk preparat hewan yaitu untuk memudahkan pengambilan jaringan atau bagian jaringan pada hewan. Pembiusan tidak perlu dilakukan jika yang akan diambil atau diamati adalah jaringan yang menyangkut kelenjar-kelenjar(endokrinologi), karena mungkin akan berpengaruh terhadap hormon-hormon yang terkandung di dalamnya. Senyawa kimia yang umumnya digunakan untuk pembiusan adalah:
a.    Eter, biasanya digunakan untuk membius tikus, kelinci, marmut, dan anjing
b.    Kloroform, biasanya digunakan untuk membius kucing dan kera.
Senyawa kimia lainnya yang dapat digunakan untuk pembiusan adalah prokain, aseton- CHCl3, Morfin HCl, methane, alcohol, klereton, kloral hidrat, kokain, dan garam magnesium.
B. Pengambilan jaringan (Diseksi/Collecting)
Diseksi merupakan proses pengambilan jaringan atau bagian jaringan dari sumber alami baik berupa tumbuhan ataupun hewan yang akan digunakan sebagai bahan dasar dalam mikroteknik. Pada jaringan hewan setelah dilakukan pengambilan diperlukan proses pencucian (washing). 
C.     Pencucian (washing)
Suatu tahap yang membedakan metode paraffin hewan dengan tumbuhan. Percobaan ini perlu dilakukan karena jaringan yang diambil pada hewan dengan tumbuhan.pencucian ini perlu dilakukan karena jaringan yang diambil pada hewan sering kali dalam keaadaan kotor oleh darah atau kotoran seperti pada organ pencernaan. Selain itu jaringan hewan lebih cepat mengalami dehidrasi yang merusak jaringan, sehingga perlu secepat mungkin dimasukan ke dalam larutan fisiologis sebagai fiksasi sementara. Pencucian pada pembuatan preparat hewan menggunakan larutan garam fisiologis.
D.    Fiksasi (Fixation)
Fiksasi adalah usaha yang dapat mempertahankan elemen-elemen sel atau jaringan agar tetap berada pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun ukuran.. media yang digunakan untuk fiksasi disebut dengan fiksatif.
E.     Aerasi
Aerasi merupakan proses penarikan udara dari dalam jaringan dengan cara di vakum, yang bertujuan untuk memudahkan fiksatif masuk ke dalam jaringan dengan sempurna,. Tahap ini diutamakan pada jaringan tumbuhan, karena sel pada jaringan hewan hanya terdiri dari membrane sel dan vakuola yang kecil, sehingga udara yang tersimpan dalam sel atau jaringan hanya sedikit dan mudah keluar melalui membrane sel yang tipis saat fiksasi. Sedangkan pada sel tumbuhan memiliki dinding sel dan vakuola yang besar, sehingga mengandung banyak udara yang sulit secara alami keluar dari sel atau jaringan melalui dinding sel yang tebal waktu fiksasi. 
F.      Dehidrasi (dehydration)
Dehidrasi adalah proses penarikan air dari dalam jaringan dengan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan yang telah difiksasi. Proses dehidrasi merupakan serangkaian proses dengan cara memasukan sample ke dalam larutan dehidrasi secara berseri dari konsentrasi rendah sampai konsentrasi tinggi dengan mengurai konsentrasi air. Dehidran yang paling umum digunakan pada mikroteknik dengan metode paraffin adalah alkohol. Jenis dehidran lain adalah dioksan, N-butyl alcohol, aniline oil dan bergamot oil. Alcohol merupakan dehidran yang umum digunakan, karena relatife lebih murah dan mudah diperoleh, tapi mampu menghasilkan hasil yang baik, bahkan untuk jenis-jenis jaringan-jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang belakang, dan embrio. Dalam penggunaan alcohol dipakai serial dengan konsentrasi yang berbeda, dimulai dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (35%-50%-70%-80%-95%-100%). Lama perendaman tergantung untuk masing-masing konsetrasi berkisar 1-6 jam. Alcohol 70% sebagai stoping point, jaringan di malamkan.
G.    Penjernihan (Clearing)
Clearing merupakan proses harus segera dilakukan setelah dehidrasi. Tujuan dari penjernihan ini adalah menggantikan tempat alcohol sementara dalam jaringan yang telah mengalami proses dehidrasi dengan suatu solven atau medium penjernih sebelum proses penanaman dalam paraffin. Medium penjernih ini akan menjernihkan atau mentranparankan jaringan agar kemudian dapat terwarnai dengan baik dan memperlihatkan warna sesuai dengan warna pewarnanya.
H.    Infiltrasi (Infiltration)
Infiltrasi adalah suatu usaha menyusupkan media penanaman (embedding media) ke dalam jaringan dengan jalan menggantikan kedudukan dehidran dan bahan penjernih (clearing agents). Media penanaman yang digunakan dalam infiltrasi ini adalah paraffin. Proses infiltrasi ini umumnya dilakukan di dalam oven yang suhunya dapat diatur sesuai titik leleh jenis paraffin yang digunakan. Pada jaringan hewan bisa langsung digunakan paraffin keras dengan titik leleh 56-58C. Dalam proses infiltrasi sebaiknya jaringan jangsn langsung dimasukan ke dalam paraffin murni, tetapi sebelum paraffin murni jaringan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam campuran bahan penjernih dan paraffin murni dengan perbandingkan yang sama. Waktu yang diperlukan jaringan campuran ini terlalu lama cukup berkisar antara 10-30 menit saja tergantung besar kecilnya jaringan. Tujuan dari semua ini adalah untuk menghindari jaringan dsri prubshsn lingkungsn yang sangat mendadak. Perubahan-perubahan yang mendadak ini dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan itu sendiri, seperti jaringan menjadi sangat mengkerut,dll.
Setelah dalam campuran paraffin dan bahan penjernih, jaringan baru dipindahkan ke paraffin murni sebanyak tiga kali ganti yang masing-masingnya berkisar antara 30-60 menit. Usahakan jaringan jangan terlalu lama ditinggalkan dalam oven.
I.       Penanaman (Embedding)
Embedding atau penanaman merupakan proses memasukan atau penanaman jaringan ke dalam balok-balik paraffin (cetakan) sehingga memudahkan proses penyayatan dengan bantuan mikrotom. Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat balok paraffin yang berisi jaringan yang akan dibuat preparat permanen. Paraffin yang digunakan untuk menanam jaringan harus memiliki titik leleh yang sama dengan paraffin yang digunakn waktu infiltrasi. Paraffin ketiga yang dipakai pada infiltrasi dapat digunakan langsung untuk penanaman dengan syarat memang sudah bersih dari bahan penjernih.
J.       Penyayatan (Sectioning)
Proses penyayatan adalah pembuatan sayatan atau pita dari balok parafin yang telah terbentuk dengan menggunakan mikrotom, yang bertujuan untuk membuat sayatan jaringan dan dapat dilihat jelas dari dalam mikroskop. Pembuatan irisan dengan metode parafin memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah yaitu proses embedding lebih cepat dan lebih simpel, material embedding dapat disimpan dalam waktu yang lama pada kondisi kering, serta dapat membuat irisan yang tipis. Embedding menggunakan paraffin sangat baik digunakan untuk studi embriologi, anatomi dan sitologi (Khasim, 2002). Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi(Wikipedia).
K.    Penempelan dan Afiksasi (Afixing)
Affixing adalah proses pelekatan atau penempatan sayatan jaringan pada kaca objek dengan bantuan media pelekat tertentu. Tujuan penempelan ini adalah untuk menempelkan pita paraffin yang sudah berisi sayatan jaringan pada kaca objek.
L.     Deparafinasi dan Pewarnaan (Staining)
Deparafinasi adalah suatu tahap menjelang proses pewarnaan dengan menggunakan xilol untuk membersihkan paraffin dari jaringan dan kaca objek. Pengerjaan deparafinasi aserial atau berkelanjutan dengan pengerjaan pewarnaan. Tujuan dari tahap ini untuk membersihkan jaringan dan kaca objek dari paraffin. Pewarnaan merupakan suatu tahap dalam mikroteknik untuk mempertajam atau memperjelas berbagai elemen jaringan, terutama sel-seknya, sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.tanpa pewarnaan, jaringan akan transparan sehingga sulit untuk diamati.
Cara kerja
A. Pembuatan Preparat Tumbuhan
Pembuatan preparat tumbuhan terdiri beberapa tahap:
1)   Pengambilan jaringan tanaman dengan mengambil bagian organ tanaman berukuran 0.5 cm
2)   Dilakuakn fiksasi dengan menggunakan larutan fiksatif (FAA) 
3)   Aerasi dalam larutan fiksatif menggunakan pompa vakum sampai udara dalam jaringan habis
4)   Difiksasi dengan larutan FAA 12jam
5)   Didehidrasi dalam seri alkohol dari kosentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (35%-40%-45%-50%-60%-70%-80%-90%-96%-100%) masing-masing 1 jam, kecuali 70% boleh dimalamkan.
6)   Dimasukan ke dalam Alkohol 100%:Xilol (1:1) selama 1 jam sebagai perantara sebelum proses penjernihan
7)   Sisa alcohol dijernihkan dengan proses clearing, yaitu xilol 1 jam
8)   Dilakukan tahapan perantara sebelum infiltrasi yaitu perendaman di dalam larutan Xilol : paraffin (paraffin keras)(1:1) 1 jam di dalam oven
9)   Dilakukan infiltrasi dengan paraffin lunak 3 kali masing-masing 30 menit dalam oven
Dilakukan infiltrasi dengan paraffin keras 3 kali masing-masing 30 menit dalam oven. Paraffin ketiga boleh dimalamkan. Parafin berisi objek dipotong seperti balok dan ditempel pada balok untuk pegangan pada mikrotom. Penyayatan dengan mikrotom. Afiksing atau diletakan sayatan jaringan ke kaca objek yang diolesi dengan mayers albumin. Setelah pengeringan dengan menggunakan hotplate yang sebelumnya telah diteteskan oleh xilol (disebut proses deparafinasi) mulai memasuki ke dalam proses staining/pewarnaan, dengan proses sebagai berikut, rendam preparasi ke dalam xilol:alcohol (1:1) selama 3 menit, selanjutnya dilakukan dehidrasi dengan alkohol 100%-90%-80%-70% masing-masing selama 3 menit lalu masukkan dalam air lalu dilakukan pewarnaan dengan safranin selama 5-15 menit, kemudian bersihkan dengan air. Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan eosin dengna cara sbb, setelah distaining dengan safranin masukkan dalam alcohol 50%, 60%, 70%, 80%, masing-masing 3 menit, lalu dimasukkan ke dalam fastgreen 15-30 menit, dilanjutkan dengan alcohol (90%-100% tiga kali)masing-masing 3 menit. Selanjutnya penjernihan dengan menggunakan xilol 5-15 menit serta dibersihkan penyelesaian dengan ditutup pakai kaca penutup sebagai media pelekat. Amati preparat yang dibuat dengan menggunakan mikroskop.
Cara kerja
B. Pembuatan preparat hewan:
1)   Hewan percobaan (burung) dibius dengan menggunakan eter dan diambil organ-organ dalamnya, seperti jantung, ginjal, lambung, hati, usus, testes, paru-paru dll. Potong organ-organ tersebut dengan ukuran 0,5 cm. Organ-organ yang diambil kemudian langsung dimasukan ke dalam larutan fiksasi (FAA) sebanyak 15 menit sebanyak 3X.
2)   Dilakukan dehidrasi dengan direndam dalam alcohol 30, 40%, 50%, 70%, 80%, 90%, alcohol absolute. Masing-masing selama 60 menit,kecuali alkohol 70% boleh dimalamkan.
3)   Dimasukan ke dalam Alkohol 100%:Xilol (1:1) selama 1 jam sebagai perantara sebelum proses penjernihan
4)   Sisa alcohol dijernihkan dengan proses clearing, yaitu xilol 1 jam
5)   Dilakukan tahapan perantara sebelum infiltrasi yaitu perendaman di dalam larutan Xilol : paraffin (paraffin keras)(1:1) 1 jam di dalam oven
6)   Dilakukan infiltrasi dengan paraffin keras 3 kali masing-masing 1 jam dalam oven. Pada paraffin ketiga boleh dimalamkan
7)   Tahap selanjutnya adalah embedding atau penanaman, organ dimasukkan kedalam kotak
8)   Parafin yang berisi objek dipotong seperti balik di tempel balok kayu untuk pegangan di mikrotom.
9)   Selanjutnya ke proses sectioning atau pengirisan, setelah melalui pendiaman dalam blok paraffin. Selanjutnya dilakukan Afiksing (membentuk sayatan jaringan ke kaca objek yang diolesi dengan mayers albumin. Setelah pengeringan dengan menggunakan hotplate yang sebelumnya telah diteteskan oleh xilol (disebut proses deparafinasi) mulai memasuki ke dalam proses staining/pewarnaan, dengan proses sebagai berikut, rendam preparasi ke dalam xilol:alcohol (1:1) selama 3 menit, selanjutnya dilakukan dehidrasi dengan alkohol 100%-90%-80%-70% masing-masing selama 3 menit lalu masukkan dalam air lalu dilakukan pewarnaan dengan hematoxillin selama 5-15 menit, kemudian bersihkan dengan air. Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan eosin dengna cara sbb, setelah distaining dengan hematoxilin masukkan dalam alcohol 50%, 60%, 70%, 80%, masing-masing 3 menit, lalu dimasukkan ke dalam eosin 15-30 menit, dilanjutkan dengan alcohol (90%-100%)masing-masing 3 menit. Selanjutnya penjernihan dengan menggunakan xilol 5-15 menit serta dibersihkan. Penyelesaian dengan ditutup pakai kaca penutup sebagai media pelekat. Amati preparat yang dibuat dengan menggunakan mikroskop. (Sumber: http://rinaningtyasbiology.blogspot.com/2011/01/lap-mikroteknik.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar